Guru besar kelahiran Yogyakarta 9 November 1954 ini menyelesaikan pen- didikan kedokteran umumnya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1979. Agus Purwadianto SpF(K ), SH, DFM lalu melanjutkan jenjang keilmuannya dan mendapatkan Ɵtel sebagai Spesialis Forensik dari almamater yang sama. Rupanya bidang kedokteran bukan satu -satunya bidang keilmuan yang diminaƟnya. Peraih penghargaan Satya- lencana Karya Satya 20dari Pemerintahan Republik Indonesia lalu melanjut- kan studi di Magister Sains Ilmu Sosiokriminologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PoliƟk Universitas Indonesia. Tak puas menimba ilmu di dalam negeri, Prof. Agus Purwadianto SpF (K), SH, DFM memperdalam ilmunya di bidang Diploma of Forensic Medicine di Universitas Groningen, Belanda.
Sekembalinya dari luar negeri, dokter yang juga sekaligus pemerhaƟ sosiokriminologi ini lalu mengambil Doktor Ilmu Filsafat dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan mendalami filsafat kedokteran dan lulus pada tahun 2003. Ketua Kolegium Ilmu Kedokteran Forensik Indonesia ini pun menuntaskan pendidikannya sebagai Spesialis Forensik Konsultan Mediko EƟkolegal pada tahun 2005 dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Profesor Agus memiliki keterraƟkan yang Ɵnggi dalam kasus malprakƟk di bidang kedokteran dan berusaha berkontribusi untuk menguranginya. Dia membuat beberapa arƟkel yang diterbitkan di jurnal seperƟ arƟkel “Pertanggungjawaban Pidana Profesi Dokter dalam Kasus MalprakƟk: Telaah terhada p UU No mor 29 tahun 2004 tentang Prak Ɵk Kedoktera n (2006). Sebagai bentuk pengabdiannya pada masyarakat, Prof. Agus Pur- wadianto SpF(K), SH, DFM akƟf sebagai Ketua majelis Kehormatan EƟka Kedokteran (MKEK) Pusat, Kepala Badan PeneliƟan dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta beberapa jab- atan lainnya.